Karena Kita Punya Alasan untuk Tak Tumbang -- GEMA ASPIRASI
- MPK FOURTEEN SBY
- Jul 20, 2021
- 4 min read
JUARA I Penulisan Artikel Gema Aspirasi
oleh Istighfaroh Rima Nafiullatif, XII IPA 4Bermula dari kota Wuhan yang menemukan sebuah virus baru bernama Virus Korona pada akhir Desember 2019, lalu virus ini pun menyebar hingga ke penjuru negeri termasuk di Indonesia. Pemerintah berupaya untuk melindungi masyarakatnya, dimulai dari program lockdown, yang otomatis membuat pendidikan di Indonesia mengalami perubahan. Pembelajaran Jarak Jauh atau yang sering kita kenal dengan singkatan PJJ mulai diberlakukan. Hal yang membuat kita semua berada pada kondisi seperti sekarang ini.
Di awal tahun 2020 menjadi hal yang membuat kita harus beradaptasi dengan cepat. Yang awalnya kita terbiasa dengan sekolah tatap muka, mendengarkan penjelasan guru serta berinteraksi dengan teman-teman secara langsung, duduk di bangku kelas, dan terbiasa akan suasana kelas yang menyenangkan. Kini berubah seratus delapan puluh derajat menjadi berbeda. Sekarang, kebutuhan pokok kita adalah kuota dan ponsel. Tempat belajar kita adalah kamar. Dan kantin yang menyediakan makanan adalah dapur di rumah.
Jujur saja, saya sebenarnya rindu sekali dengan suasana kelas. Sudah sekitar setahun lebih saya tidak merasakan kehangatan itu, tingkah kocak teman-teman. Kebiasaan-kebiasaan sekolah seperti upacara bendera di pagi hari, makan di kantin, bersorak senang ketika kelas mendapat jadwal salat Zuhur terlebih dahulu, jam kosong kelas saat guru tiba-tiba ada rapat mendadak, makan Otak-Otak sambil menunggu jemputan, atau...tingkah kocak teman-teman yang kerasukan arwah rajin saat guru killer memberi pekerjaan rumah. Saya rindu semua itu. Semua kebiasaan itu. Kalau ditambah dengan rindu pada salah satu siswanya tidak apa-apa kan? Hehe...
Hal-hal dapat berubah dalam sekejap mata hanya karena sebuah virus yang membuat angka kasus terinfeksi dan kematian bertambah setiap detiknya. Memperkeruh keadaan.
Saya lelah sekali berharap. Berharap pada pemerintah agar dengan segera merealisasikan sekolah tatap muka. Berharap kalau semua kasus dan virusnya akan segera selesai. Tetapi, semua harapan itu berbanding terbalik dengan kenyataan. Angka-angka kasus semakin meningkat, berita-berita yang membuat saya geleng-geleng kepala “tidak paham lagi.” semakin bermunculan. Tak dapat dihentikan.
Tetapi walaupun lelah berharap pada pemerintah, saya yakin kita semua tidak kehilangan semangat untuk tetap bersekolah. Berjuang mencapai cita-cita, mimpi, asa, dan harapan kita. Karena itu satu-satunya hal yang kita punya saat ini. Yang membuat kita tetap bangun pagi, absen daring, mengerjakan tugas dengan baik, mengikuti meeting Zoom walaupun malasnya minta ampun. Kita punya alasan.
Alasan yang membuat kalian semua, orang-orang hebat yang sedang membaca ini, tetap berdiri, tetap bangkit, dan tetap semangat pada masa apapun. Kita punya orang yang kita sayang. Kita punya orang yang ingin kita banggakan. Kita punya orang yang tidak ingin kita kecewakan. Orang yang kita cintai. Kita punya orang yang ingin kita sendiri yang akan katakan pada mereka, “Ma, Yah, lihat, aku berhasil.” Atau “Mama, Ayah, lihat, bayi kecil yang dahulu sering sekali menyusahkanmu tiap malam karena menangis tak henti-henti ini, telah tumbuh menjadi orang yang berhasil.” Alasan-alasan itu, yang membuat semangat kalian tetap ada. Yang membuat kalian tidak patah meski ditumbangkan beberapa kali.
Pandemi bukan menjadi hambatan bagi kita untuk tetap belajar, meraih cita-cita, dan mengembangkan bakat serta potensi diri. Saya tau, aktivitas monoton yang dilakukan berulangulang setiap harinya akan membuat kita bosan sekali, ditambah tidak ada interaksi dengan teman-teman, membuat segalanya menjadi lebih membosankan. Godaan untuk berlama-lama berselancar di media sosial juga sangat besar. Tetapi, seperti yang telah saya katakan sebelumnya, jangan jadikan semua itu menjadi sebuah hambatan. Buat hambatan itu menjadi tantangan, sebuah tantangan yang ingin kalian lewati. Seperti sebuah tantangan untuk menuju yang lebih baik. Untuk menuju tujuan kita. Impian kita.
Kita bisa mencoba hal-hal baru untuk mengatasi rasa kebosanan itu. Misal, dengan sedikit mengubah tempat belajar kita, mencoba metode belajar baru, atau mengubah tampilan ponsel/laptop agar kita juga mendapat pemandangan baru yang tidak monoton. Dan untuk menghentikan kebiasaan buruk kita yang suka berselancar di dunia maya berjam-jam sampai lupa waktu, kita bisa lho memanfaatkan fitur-fitur di ponsel kita, yaitu dengan cara menggunakan pengatur waktu, atau kita juga bisa menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk memblokir pemberitahuan dari akun sosial media kita. Gitu gais.
Jika dirasa penat dan letih, kita bisa memberi jeda pada waktu belajar kita, sedikit mengistirahatkan mata agar tidak terus-menerus menatap ponsel/laptop dalam jangka waktu yang lama. Tak hanya mata saja, jiwa kalian juga butuh diistirahatkan bila dirasa penat. Ditaruh sebentar bebannya, tidak apa-apa kok. Tidak setiap saat setiap waktu juga kalian harus mengangkat beban itu kan? Istirahat boleh, menyerah jangan. Dunia masih ingin melihatmu bersinar.
Lalu, untuk kebiasaan buruk yang sering sekali menjadi ‘penyakitnya’ para generasi muda, yaitu suka sekali menunda-nunda pekerjaan, alias “lebih enak kalau dikerjakan dekat-dekat dengan waktu deadline.” Asli sih ini, susah ‘sembuhnya’. Solusinya ya ada pada kita sendiri, bagaimana kita bisa sadar kalau menggunakan waktu dengan sebaik mungkin itu penting.
Percaya deh, semua bisa kalau kita niat dan berusaha. Kalau kita benar-benar berniat ingin mewujudkan impian kita, tujuan kita. Pasti ada saja jalannya. Mau se-rumit apapun masalahnya, mau se-susah apapun jalan yang ditempuh. Pasti ada saja solusinya. Percaya deh. Tetapi, jangan lupa berdoa juga ya. Tuhan dengar doa kamu kok.
Kita nikmati dan terima dengan ikhlas saja ya semua yang terjadi sekarang. Tuhan membuat sesuatu juga pasti tanpa alasan, bukan? Coba kalian renungkan kembali, hal baik apa saja yang terjadi selama pandemi ini. Pasti ada. Walaupun memang yang terlihat kurang baik banyak terjadi, tetapi tetap ada hal-hal baik, kan? Sedikit. Kecil. Namun tetap ada, kan?
Nanti kalau sudah mulai masuk sekolah tatap muka, jadi rindu ke masa-masa sekolah daring bagaimana? Belajar di kamar, kalau lapar tinggal melangkah ke dapur, tak perlu bermain izinizin ke toilet pada guru pengajar hehehe...
Jadi, kita nikmati saja ya semua ini.
Semangat! Kita hebat. Kita sudah sampai sejauh ini. Terima kasih sudah kuat. Terima kasih karena tidak menyerah.





Comments